Search

Wednesday 12 February 2014

Sinetron Indonesia vs Drama Korea

Liburan panjang terkadang bosan dirumah karena tidak ada pekerjaan. (merdeka dari tugas kuliah, hahaha). Temen-temen kalau lagi pada ga ada kerjaan dan punya waktu luang biasanya melakukan aktivitas apa? Mungkin sebagian besar dari kita pada nongkrongin TV dari pagi sampai malem  yaAkhir-akhir ini acara di TV yang paling digandrungi para remaja baik yang alay atau yang masih dalam fase ababil maupun yang sudah dewasa sampai yang giginya tinggal dua adalah Sinetron. Tanpa kita sadari sinetron telah membawa dampak yang begitu besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Hampir semua stasiun televisi berlomba-lomba untuk menayangkan berbagai macam sinetron yang dapat menyedot perhatian dan antusiasme masyarakat.

Saya jadi ingat dulu pulang sekolah biasanya buru-buru dijalan karena tidak ingin  ketinggalan serial Drama Korea yang sudah rutin saya ikuti penayangannya di TV. Aneh memang, saya begitu tergila-gila pada serial Drama Korea itu. Namun ditengah keasikan saya menonton Drama Korea favorit saya, saya diusik oleh suara televisi tetangga saya yang memutar sinetron Indonesia jiplakan yang membuat saya sangat terganggu dan dongkol setengah mati. Entah kenapa saya begitu jengkel menyaksikan sinetron-sinetron Indonesia yang tayang di TV, saya lebih suka menonton Drama Korea yang menurut saya memang lebih bagus dan berkualitas. Sungguh ironis memang, dinegara kita tercinta ini bukan sinetron Indonesia yang ditunggu oleh berpasang-pasang mata untuk disaksikan melaikan Drama Korea. Akan tetapi pernahkah kita berpikir, apa sebenarnya kelebihan dari Drama Korea tersebut sehingga sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia, selain itu seburuk apakah kualitas sinetron di Indonesia sehingga begitu mudahnya digilas oleh sinetron-sinetron yang berasal dari luar negeri, dan apa yang perlu diperbaiki dari sinetron Indonesia. Mari kita ulas bersama-sama :)


Saat ini sinetron Indonesia memang sedang mengalami kejayaan penayangan. Setiap stasiun TV, selalu mempunyai sinetron bahkan lebih dari satu. Selain itu penayangannyapun setiap hari (kejar tayang). Padahal kita tahu sebagian besar dari cerita sinetron antara satu dengan yang lainnya sama saja. Sebagian besar sinetron Indonesia menceritakan tentang percintaan antara si miskin dan si kaya yang tidak disetujui oleh orang tua si kaya. Selain itu, alur ceritanya selalu mudah ditebak. Apabila kita lebih mengamatinya lagi, sinetron Indonesia banyak yang menjiplak cerita dari negeri lain, misalnya dari beberapa Negara Asia. Alur ceritanyapun sama persis dengan drama asia, tetapi terkadang dibelokkan dan lebih diperpanjang seperti memaksakan skenario bila ratingnya tinggi. Berbeda dengan drama Asia, drama Asia memiliki cerita yang tidak berbelit-belit, langsung pada tujuannya. Meskipun ratingnya tinggi, apabila ceritanya telah usai, tidak diperpanjang seperti Indonesia. Sinetron Korea tidak bertele-tele hingga beratus-ratus episode seperti sinetron Indonesia. Drama berseri korea hanya sekitar 16-20 episode. Tidak peduli penggemarnya sesuka apa, jika memang sudah di plot di scriptnya hanya 16 episode maka tidak akan ditambah atau diperpanjang lagi. Sampai terkadang karena belum puas menonton 1 seri drama bisa diulang sampai sekian kali.
Beberapa tahun ini drama-drama Korea memang sedang menjamur di Indonesia semua kalangan termasuk anak-anak, remaja dan ibu rumah tangga menyaksikan drama yang berasal dari negeri gingseng ini. Pemirsa yang menonoton drama ini memiliki pendapat yang berbeda-beda setelah menyaksikannya. Ada yang berpendapat mereka menyukai Drama Korea ini karena episodenya tidak panjang,ceritanya bagus dan lucu, dan ada pula yang berpendapat para pemeran prianya tampan sehingga mereka suka menontonnya. Tidak perlu diragukan kebanyak artis Korea memang memiliki wajah yang rupawan.
Pasti kita semua masih ingat dengan drama Endless LoveFull House, dan yang sudah lama tayang dan efeknya masih terasa hingga sekarang yaitu Boys Before Flower (kalo yang ini mah ga perlu ditanya pasti pada tau semua, drama yang diperanin ama 4 cowok kece, salah satunya pacar saya Kim Hyun Joong XD­ ). Nah, beberapa drama Korea tadi merupakan judul-judul drama yang memiliki rating lumayan tinggi di Indonesia.
Drama Korea memang patut diacungi jempol. Memang benar jika dibilang bahwa Drama Korea menjual mimpi. Namun Drama Korea juga mengajarkan bahwa mimpi itu tidak mustahil, asal kita bekerja keras untuk dapat mewujudkannya. Seperti halnya Drama Korea Bread, Love, and Dream serta Coffee PrinceDrama Korea juga mengajarkan nilai positif lainnya, yaitu bahwa anak muda harus menghormati orang tua, baik dalam segi bahasa maupun tingkah laku. Beberapa Drama Korea juga mengandung filsafat dan esensi akan sesuatu yang simple. Hal ini makin memperkuat drama tersebut. Drama Korea selalu well prepared. Si pembuat Drama Korea selalu melakukan riset sebelum melakukan produksi. Inilah yang membuat Drama Korea tidak kacangan. Misalnya drama Prosecutor Princess benar-benar menceritakan kehidupan lawyer disertai dengan kasus hukum dan prosesnya.Dalam setiap dramanya, juga selalu ditonjolkan budaya Korea, antara lain adat, makanan (kimchi dan jajangmyun), hanbok (baju khas korea), soju, serta kebiasaan mereka berkaraoke. Tentu saja ini sangat besar pengaruhnya, hanbok dan makanan korea menjadi trend di beberapa Negara termasuk Indonesia. Lihat saja di beberapa mall dan juga online store Facebook, banyak sekali replika baju anak-anak dengan model hanbok, bahasa Korea juga sudah mulai menjamur di kalangan remaja. Lalu mengapa di sinetron Indonesia tidak ada adegan makan sayur asam, gado-gado, dan kerak telor? Bukankah itu makanan khas dari indonesia?
Dengan semakin maraknya drama-drama Korea yang ditayangkan di Indonesia, maka demam drama Korea pun menjadi semakin merajalela. Hal itu pun ditandai dengan semakin banyaknya situs-situs penggemar drama Korea yang semakin menjamur. Bukan tidak mungkin pada saatnya nanti drama Korea dapat menggeser cerita-cerita sinetron Indonesia.Tentu saja hal itu dapat mengancam industri pertelivisian Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya para pelaku industri pertelivisian Indonesia memperbaiki kualitas sinetron indonesia dengan belajar dari Korea bagaimana memproduksi sebuah drama dengan cerita yang menarik tapi tidak melupakan budaya serta adat istiadat negeri kita sendiri.
Sebenarnya tidak semua sinetron buatan Indonesia mempunyai kualitas yang tidak bagus. “Cinta” adalah sebuah sinetron yang berkelas dan layak bersanding dengan Drama Korea yang saat ini banyak digandrungi masyarakat kita. Sinetron yang diproduksi Indika Entertainment pada tahun 1999 ini disutradarai oleh Maruli Ara dan kisahnya diambil dari buku yang berjudul “Seandainya aku Boleh Memilih” karya Mira W. Cerita ini berkisah tentang cinta segitiga antara Rini (Desy Ratnasari) dengan kakak beradik Harris (Primus Yustisio) dan Andi (Atalarik Syach). Sinetron ini hanya berdurasi 26 episode, jadinya tidak bertele-tele. Sehingga artis-artis yang bermainpun bisa mempertahankan kualitas actingnya. Tidak ada acting yang berlebih-lebihan dan karakter penokohan yang lebay bin alay seperti dalam sinetron kita sekarang ini. Setiap dialog yang diucapkan para pemain pun mantap dan berkesan karena intonasinya tepat dengan ekspresi wajahnya.
Dari sinetron Cinta ini, ternyata kita bisa tau bahwa kita pun sebenarnya mampu membuat sinetron yang berkualitas tidak kalah dengan negara lain. Bila kita memang berniat untuk membuat sinetron yang bagus, seharusnya para sineas kita mengambil alur cerita dari buku-buku novel yang ada saat ini, sehingga alur cerita bisa terjaga dan tidak bertele-tele. Disamping itu juga harus menampilkan artis-artis yang memang terbukti mempunyai kualitas akting yang bagus.Banyak masyarakat Indonesia yang menuntut adanya penyegaran dalam cerita Sinetron Indonesia. Diharapkan mutu sinetron di Indonesia dapat lebih baik ke depannya, dan para kreator sinetron tidak hanya mementingkan rating tapi juga wawasan terhadap masyarakat Indonesia, khususnya bagi para penikmat sinetron lokal.Indonesia bukan hanya bangsa yang bisa menjiplak sinetron-sinetron dari luar negeri, tapi Indonesia juga mempunyai kemampuan untuk menciptakan karya-karya yang berkualitas dan layak untuk ditonton.

Saya bukan penggila Drama Korea, saya juga bukan penonton setia Sinetron Indonesia. Tidak bermaksud menjelekkan sinetron Indonesia atau mengagung-agungkan drama korea. Akan tetapi seperti itulah realita di masyarakat Indonesia. Drama korea lebih mampu menarik perhatian masyarakat umum. Kita begitu menanti-nantikan drama Korea, pernahkah kita berpikir apakah masyarakat di Korea pernah menantikan sinetron Indonesia?  Sesungguhnya Indonesia bisa membuat sinetron yang tidak kalah bagus dari negara Korea. Bisa diambil kesimpulan untuk saat ini fenomena Korea di Indonesia memang sangat heboh dan menggemparkan dan sinetron Indonesia bisa dibilang masih belum bisa menyainginya. Namun sebagai masyarakat Indonesia hendaknya kita berbenah diri dan senantiasa berfikir kreatif agar tidak selalu mendatangkan artis luar tetapi berusaha agar karya anak bangsa juga diterima di kancah internasional.
Semoga bermanfaat, Happy blogging :)

4 comments:

  1. hahaha bener banget,,

    ReplyDelete
  2. Haha, bener-bener! Dan lagi, drama Korea juga lumayan kreatif.ada ttg impian dengan roti, kehidupan detektif, dan yg plg sy suka itu ttg saeguk drama. Disitulah mereka btl2 menunjukkan kecintaan mereka pada sejarah korea yg menginspirasj mereka utk ngebuat drama. ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. well prepared dan tidak sekedar mengejar rating ^^

      trimakasih atas kunjungannya :)

      Delete